Suatu hari di sebuah kota kecil, ada sebuah tempat
pembuangan sampah di mana semua barang bekas yang tidak terpakai dibuang.
“Kenapa aku harus dibuang ke tempat pembuangan
sampah ini,” ucap sebuah botol air mineral.
“Iya kenapa kita berada di sini. Banyak belatungnya,
padahal aku tidak suka dengan belatung,” jawab kaleng ikan sarden dengan agak
kesal.
“Hei! Memangnya kalian saja yang kesal? Aku juga kesal tahu!” kata kulit pisang
tak kalah kesal.
“Sudah tidak perlu mengeluh, kita memang sudah ditakdirkan untuk dibuang,”
timpa sebuah bungkus makanan ringan, yang sudah hampir satu tahun ada di sana.
Semua sampah pun mengiyakan perkataan bungkus
makanan ringan, memang mereka ditakdirkan untuk dibuang jika sudah tidak digunakan
lagi.
“Aku ingat semasa baru dibuat. Aku digunakan untuk
menyimpan air mineral, disimpan di lemari es yang sejuk dan menyegarkan. Tapi
sekarang aku dibuang ke tempat pembuangan sampah yang panas, bau, kotor,
dicampur kulit pisang dan tulang ayam. Sedih, hiks… hiks…” kata botol air
mineral mengingat masa dulunya.
“Sedih ya,” kata sebuah tas usang yang ikut sedih
mendengar cerita dari botol air mineral.
Tetapi ada juga yang menertawakan cerita botol air mineral, ia adalah masker
kain. “Hahaha. lihatlah aku bisa dipakai berkali–kali, tidak sepertimu botol
air hanya bisa dipakai sekali, hahaha,” kata masker kain mengejek.
“Hei walaupun bisa dipakai berkali–kali, tapi tetap saja kamu dibuang, iya kan?”
kata tas usang membela botol air mineral.
“Iya sih hehe, maafkan aku ya botol air mineral karena sudah mengejekmu,” kata masker
kain malu.
“Iya aku maafkan, tetapi jangan diulangi lagi ya,” kata botol air mineral
memaafkan.
Beberapa jam setelah itu datang dua orang laki-laki
yang kelihatan menyeramkan. Orang pertama berkumis panjang dan yang kedua
berbadan besar dan kekar.
“Apa yang sedang mereka lakukan?” tanya sebuah ban mobil.
“Sshh, jangan berisik,” kata botol air mineral.
Kedua lelaki itu sedang mengobrolkan sesuatu.
“Lihatlah tempat pembuangan sampah ini, sudah penuh dan menggunung seperti Gunung
Everest,” kata orang berkumis panjang.
“Kita harus menyingkirkan semua sampah ini. Lagi pula banyak warga di sekitar
sini yang terkena penyakit akibat sampah di sini terus bertambah,” jawab orang
yang berbadan besar.
Kemudian orang berkumis panjang membisikan sesuatu kepada orang berbadan besar.
“Baiklah aku setuju!” kata orang berbadan besar menyetujui bisikan dari orang
yang berkumis.
Setelah itu orang berkumis panjang dan orang berbadan besar pun pulang.
Ternyata botol air mineral menguping pembicaraan kedua lelaki itu.
“Aku punya kabar buruk kawan-kawan,” kata sebuah botol air mineral.
“Apa kabar buruknya?” tanya sebuah bungkus permen karet dengan tegang.
“Kita semua akan disingkirkan,” kata botol air mineral.
Setelah botol air mineral mengabarkan kabar buruk, sampah-sampah yang lain pun ketakutan
tak karuan. Semalaman semua sampah membayangkan apa yang akan terjadi jika
mereka semua disingkirkan.
Esok harinya, orang berkumis panjang dan orang berbadan besar kembali lagi sambil
membawa banyak warga. Mereka semua memakai masker dan sarung tangan.
Kemudian para warga termasuk orang berkumis panjang dan orang berbadan besar mulai
mengambil sampah lalu memasukannya ke dalam sebuah wadah. Ada yang mengumpulkan
botol, ada yang mengumpulkan plastik, ada yang mengumpulkan kaleng, dan
lain-lain.
“Selamat tinggal teman-teman,” kata botol air
mineral sedih.
Di dalam wadah sangat gelap, botol air mineral dan
teman-temannya tidak bisa melihat apa-apa.
Beberapa hari kemudian botol air mineral terbangun.
Ia kaget karena dirinya sudah berubah.
“Lihat, aku sekarang telah menjadi tempat pensil
yang keren,” kata botol mineral yang sudah diubah menjadi tempat pensil.
Lalu botol air mineral melihat sekeliling dan
melihat bahwa teman-temannya juga telah berubah. Ada yang dibuat menjadi tempat
pensil, pot, kompos, dan lain-lain.
“Lihat, kalau aku telah menjadi pin yang keren,”
kata bungkus permen yang telah menjadi pin dengan cara dipotong-potong kemudian
digulung-gulung dan ditempel ke tempat pin.
“Hore, akhirnya aku telah menjadi kompos!” kata kulit pisang yang akhirnya
diubah menjadi kompos.
Semua sampah yang sekarang sudah menjadi barang-barang yang berguna merasa senang.
Sekarang tempat pembuangan sampah itu telah menjadi
taman yang hijau dan segar, juga dipenuhi pot-pot dan tanah di dalam pot itu
pun ada kompos hasil daur ulang.
Semua warga menamai taman itu dengan nama “Taman Hijau”.
Warga-warga di sekitar lingkungan itu pun menjadi jarang terkena penyakit dan
bisa bernafas dengan segar karena sekarang tidak ada bau sampah yang mengganggu.
Orang berkumis panjang, orang berbadan besar, dan warga lainnya merasa bangga
karena telah mengubah tempat pembuangan sampah yang beraroma tidak sedap dan
juga berantakan, menjadi taman yang hijau, rapi, dan juga segar.
“Ini semua tidak akan terjadi jika kita semua tidak membersihkan semua sampah dan
mendaur ulang sampah-sampah tersebut. Kami semua berterima kasih kepada Udin
dan Adi karena telah mengajarkan kami betapa banyak manfaat yang akan didapat
jika kita mendaur ulang sampah,” kata Pak RW.
Para sampah yang telah didaur ulang pun rupanya berterima kasih kepada orang
berkumis panjang dan orang berbadan besar, tapi sayang kedua orang itu tidak
bisa mendengar perkataan para barang hasil daur ulang.
Yang penting, sekarang mereka sudah bahagia.
TAMAT
Komentar
Posting Komentar